I Love You Mom :(
Betapa menyakitkan
ketika maaf yang begitu sulit keluar di mulut kita, di tepis atau di tolak
orang yang kita mohon akan maaf nya, sedih, kecewa, bahkan bisa jadi marah
terbit di celah hati yang tadinya tulus memohon ampun. Tenggorokan tercekat
saat jabat tangan di tolak atau kata maaf di jawab amarah, meskipun kita bisa
menyadari, kita yang sudah berbuat salah, kita yang sudah mnyakiti hati dia,
maka wajarlah berat baginya memberi begitu saja kata maaf.
Sering kita merasakan,
sehabis kata maaf kita haturkan, dan di sambut dengan lapang dada, tangan
berjabat pertanda kesalahan sudah di lupakan. Tapi kenyataan nya, saat kita
kembali berbuat salah, atau juga salah yang sama tanpa sengaja kita ulangi,
kenyataan pahit yang harus kita hadapi. Kesalahan lalu yang kita sendiri lupa
kapan/pernah melakukannya, di ungkit sebagai bagian kemarahan, untuk
menunjukkan betapa sering salah sudah kita berikan, betapa sering sakit hati
yang telah kita hadirkan.
Kata maaf sering hanya
di bibir, sekedar kata manis untuk penghibur, di buat topeng untuk menutupi
ruang hati yang menyimpan dendam.
Ini seharusnya jadi
pelajaran, ketika maaf kita di tolak, maka kita bisa merasa bagaimana perasaan
orang yang meminta maaf kepada kita, kita bisa menimbang apa yang berkecamuk di
pikiran seorang yang menunggu kata ampunan.
Begitu sulit mencari
kata maaf, begitu sulit menemukan orang yang penuh kasih sayang, memaaf kan
tanpa menyakiti, mengampuni dan langsung melupakan. Tapi kenapa kita lupa, ada
seorang yang begitu tulus hatinya, mengampuni walau kita lupa mengucap kata
maaf, memberi maaf untuk kesalahan berulang yang terus kita lakukan, Dia lah
wanita yang paling mulia, kenapa kita lupa ada seorang Ibu yang memberi contoh
memaafkan lebih baik dari siapapun.
Bagaimana kita lupa,
waktu kecil kita mengotori pakaian dan badan nya, setelah remaja kita kotori
kamar dan rumahnya. Bukan kah sering kita sakiti hatinya dengan kata-kata,
perbuatan yang tidak di sukainya, kita juga sering menentang perintahnya yang
tidak jarang membuat sakit hatinya, mengapa kita bisa melupakan semuanya?
Meski sedikit terlambat,
IBU… izinkan kami memohon maaf, atas semua kesalahan yang pernah kami lakukan,
atas sakit hati yang sudah lancang kami hadirkan.
IBU… Terima kasih atas
kasih sayang yang tak pernah kering, dan terima kasih atas pintu maaf yang
selalu kau buka, yang menghindarkan kami dari dosa menyakiti hati orang tua,
IBU… Terima kasih untuk segalanya….
Seorang Ibu bahkan sudah memaafkan kita jauh sebelum kita memintanya mungkin ya
ReplyDelete