CERPEN CINTA TERAKHIR YUNA
Seperempat bundaran matahari tengah mendaki dibalik
bukit. Cahayanya masuk dari sela papan yang merenggang. Yuna terjaga dari
kantuk yang berhasil menguasai diri. Bangkit, dan bersiap untuk menghadap sang khaliq.
Bersujud dikala subuh selalu membuatnya tenang, bait-bait doa yang tak lupa ia
lantunkan, agar semua lebih sempurna.
Kini fajar mulai menyingsing, udara masih tenang,
dereta awan tipis yang berbaris d ufuk timur tampak menghias angkasa raya bak
kain biru berhiasakan manik-manik keperakan. cukup indah pemandangan yang
tanpak dihadapan yuna. burung-burung dengan beragam warna warni indah bermain
riang sambil sesekali hinggap diranting pohon dan kemudianterbang menjauh.
datang lagi burung-burung lain terbang dan hinggap kembali pada ranting
pepohonan dihalaman. yuna terpikat pada indahnya pesona pagi itu. pikirannya
terbang bersama gerak lincah dan kepakan sayap-sayap. ada kehangatan yang
menyentuh, sesekalibibirnya bergetar mengucap syukur. asap dapur tanpak
mengepul dari dapur rumah-rumah. mata yuna mengikuti gerakan itu, dan
pikirannya yang sesak, terbangbersama kemudian lenyap diudara. pikiran
lainpun kembali datang membongkar
peti-peti duka dan kesedihan. mengangkat kepedihan yang dalam terkubur.
Dalam
kegelisahan, pikiran yuna kembali dikunjungi sosok pria yang tak lain adalah
ayahnya. pria yang selama ini menjadi motivasi baginya. walau telah tiada, bait
nasehat yang pernah diucapkanmenjadi gunungan semangat yang tak kunjung ciut.
sesaat bayangan itu berperan dalam alam memorinya. tapi tak lama kemudian,
bayangan itu lenyap dan muncul lagi sosok lain sebagai pemeran kedua, sosok
yang selama ini belum bisa terhapus. dia datang membawa selaksa kepedihan yang
terasa mencabik ulu hati dan membakar jantungnya. yuna kembali terkenangmasa
lalu bersama seorang pria. aahh, dikau karim.
pertemua
yuna dan karim berawal pada orientasi bulan kesembilan dua tahun lalu, saat itu
karim selalumencuri kesempata untuk mengabadikan sosok yuna dalam senjata canon
miliknya. sikapnya yang wibawa serta tutur kata bijaksana membuat yuna terbang
melayang diatas buaian kata. dan tak terduga, yuna tertarik akan hal itu. sejak
itu, secara resmi kari masuk dalam catatan hidup yuna. keberadaan kari selalu
membuat hidup yuna berarti. instrument romantic terasa bergema disegenap
penjuru semesta ini. puisi cinta selalu terinspirasi kedalam rangkaian kata
yang terucap dalam kesendirian. karim, karim yang selama ini datang menggoda
membawa kebahagiaan, dia pula yang menjadi sosok yang membuat luka yuna.
menggoreskan coretan amor kedalam dada yuna. entahlah……..
cinta yuna
dan karim tidak tergolong nista, bahkan sudah mendapat restu dari kedua belah
pihak. yuna mendapat restu dengan segala ketulusan, begitu juga karim, yang
selalu mendapat sambutan dari keluarga yuna. hingga ia selalu menggantungkan
harapan pada sosok karim, dirinya selalu yakin bahwa karimlah orangnya. kerap
kali yuna selalu bermimpi-mimpi sebelum tidur, suatu ketika mereka akan
mengarungi rumah tangga berdua, bahkan karim pernah berjanji akan hal itu,
hidup bahagia dengan dua orang anak saja.
namun
kebahagiaan itu kandas ditengah jalan. karim telah member satu pukulan dahsyat
yang meluluhlantakkan semua impian indah yuna bersamanya. kini fakta telah
berubah. didapati dirinya seorang diri ditengah kebisingan kota yang angkuh.
yuna ditinggal pergi begitu saja. hanya karena tekadnya yang tak putus asa,
dirinya terus bertahan dan berusaha mencari tempat yang tenang. yuna berharap
dapat menghapus mimpi-mimpi buruk yang menggelantungi pikirannya. ia ingin
melupakan segalanya.
ya, cinta
yuna tergolong suci dan besar, namun kini ia sadar, cinta yang terlalu besar
tak mampu menjamin kebahagiaan baginya melainkan guratan sakit yang tak tahu
kapan akan sembuh. namun yuna selalu yakin akan takdit Tuhan, titah yang
tertulis untuknya takkan bisa dihapus siapapun. waktu terus berjalan, detik,
menit berganti jam hingga perubahan bulan berlanjut dan melangkah dengan
tergesa. tubuh yuna terkapar, pucat menghiasi wajahnya yang tirus,tubuhnya kaku
dibalut pakaian sucinya, cinta yuna kini benar-benar hilang bersama tubuh
kakunya yang tertanam.
Sumber :
Oleh : Nanda Noviyanti
0 komentar: